Tentang Sosial Media dan Saya
“Mbak, Saya tuh pingin loh sebenarnya, bisa bersosmed ria mirip orang-orang zaman sekarang,” kata Si Ibu yang merupakan salah satu relasi terbaik kami, mendadak curhat di salah satu sudut ruang kerja beliau.
“Oh, ya? Kalau boleh tahu, selama ini Ibu sering berinteraksi dengan media sosial apa? Facebook, Instagram atau Twiter,” tanya saya selanjutnya.
“Nah itu ... Saya pernah dibuatkan akun facebook sama suami, tapi saya nggak tahu cara pakainya,” lanjut Si Ibu.
“Dari yang saya pahami, biasanya facebook lebih mengedepankan isi content dalam bentuk kalimat pada status-statusnya, sedangkan instagram lebih mengedepankan tampilan gambar, jadi gambar menarik bisa mendapatkan follower banyak. Dan untuk twiter biasanya berisi tulisan-tulisan singkat dengan penjelasan dalam bentuk link hidup,” usaha saya mencoba menjelaskan pada Si Ibu.
“Saya bingung Mbak, harus ngomong apa di facebook itu, kadang saya juga nggak punya banyak waktu, kan? Buat ngeladeni balas-balas komen gitu,” keluh Si Ibu.
“Ihh ... benar juga, sih Bu. Bagaimana kalau dengan membranding diri lewat media sosial, Bu?” tanya saya selanjutnya.
“Sebagai apa? Profesi saya yang sekarang? Enggak lah, nanti dikira orang saya pamer. Lainnya apa, ya Mbak?” tanya Si Ibu dengan kegalauannya.
“Ya, bermedsos sebagai perempuan bekerja dan seorang ibu, seperti saya ini Bu, hehehe.”
“Ah ndak tahu lah mbak, kita ngobrol lainnya saja, ya?” Pangkas Si Ibu.
Singkat kata, akhirnya kami mengalihkan ke pembicaraan lain agar Si Ibu nggak makin galau dengan ketidak-pahaman beliau tentang medsos, dan saya pun tidak makin senyum-senyum geli sendiri mendengar curhatan mendadak Si Ibu perihal bermedsos ria ini. Soalnya ingat diri sendiri di zaman lampau, hihihi.#tutup muka
Beginilah kondisi di era digital saat ini, sepaket dengan multi generasi aktif yang berada di dalamnya. Walau terdiri dari berbagai generasi yang berbeda perilaku dan kebiasaannya, namun tuntutan zaman di era milenium yang serba digital ini, paham teknologi itu mah wajib hukumnya! Gak mengenal berasal dari generasi mana, tul kan Sob!
Berawal dari akses internet yang bisa kemana-mana, aktivitas media sosial pun akhirnya juga makin marak saja. Seperti halnya interaksi di dunia nyata, di dunia maya pun tak kalah banyak orang saling berinteraksi. Saling berkomentar, saling menyapa, bahkan saling menebar senyum dan manfaat lewat gambar-gambar kreatifnya. Namun tetap saja ada sebagian personal yang mengunggah postingan bernada negatif atau hujatan, baik melalui media facebook, instagram, twiter, ataupun youtubenya.
Puji syukur, pemerintah segera sigap dengan fenomena ini, sehingga diberikannya rambu-rambu dalam beraktivitas di jagad maya, sehingga kalimat negatif bernada nyinyir di jagad maya bisa dikurangi.
Tahukah Sobat, dilansir dari detik.com berdasarakan penelitian yang dilakukan oleh We Are Social, yaitu sebuah perusahaan media dari Inggris yang bekerja sama dengan Hootsuite, mengungkapkan bahwa dari total populasi Indonesia yang mencapai 265,4 juta jiwa ini, setengahnya merupakan pengguna internet aktif loh, yaitu 132 jt jiwa.
Dan masih menurut Tim We Are Social nih, menyebutkan bahwa dari 132 jt jiwa pengguna internet aktif tersebut, 130 jt jiwanya terbilang aktif di media sosial (medsos). Jadi bisa dibilang bahwa seluruh pengguna internet di Indonesia, sudah mengakses media sosial.
Wouw pengguna media sosial di Indonesia mayan juga, ya? Jadi, zaman now gitu loh ... rasanya koq nggak mungkin lah ya, jika seseorang nggak punya akun sosial media? Walau ada beberapa personal yang bukan pengguna aktif dan hanya berinteraksi sebatas silent reader saja, biasanya digunakan untuk memantau aktivitas rekan, keluarga, bahkan mungkin memonitor kompetitor dalam usaha. Pastinya semua orang di zaman now ini punyalah akun sosial media. Bu dhe dan tante saya juga punya loh, padahal beliau sudah berusia lanjut.
Bersosial Media ala Saiyah
Facebook
Awal mengenal media sosial adalah facebook. Media sosial yang mengdepankan isi content dalam berinteraksi melalui status-status yang diunggahnya ini, sebenarnya baru bisa saya nikmati di awal tahun 2018, sejak saya berada dalam dunia literasi. Padahal mulai punya akun facebook itu di tahun 2010 loh, hihihi ... hellow kemana saja saya, ya? #nyengir
Seperti halnya beberapa Generasi X yang lain, saya lebih suka berkomunikasi langsung (person to person) daripada berkomunikasi lewat dunia maya (kurang lebih seperti ibu tadi, saya banget deh dulunya, hehehe). Karena tidak terbiasa saja, dan merasa kurang afdol saja saat berkomunikasi di jagad maya yang bisa diintai banyak mata, secara saya kan rada-rada introvert gitu, hihihi.
Baru setelah paham arti branding di medsos, barulah saya bisa santai berinteraksi di jagad persosmedan ini.
Instagram
Baru mulai punya akun instagram sejak pertengahan tahun 2018. Ihh ... jadi kelihatan gak gaul banget saya ini. ya? hihihi. #ketawa sambil nyengir
Media sosial yang mengedepankan postingan dalam bentuk gambar-gambar menarik ini, mulai saya nikmati sejak saya masuk jagad per-blogger-an, karena syarat ikut lomba selalu ada kalimat, “tag dan follow akun Ig @ ... untuk syarat mengikuti lomba, jadilah buka akun di aplikasi instagram ini.
Twiter
Nahh, media sosial yang hanya mengedepankan tulisan-tulisan pendek berbobot ini, merupakan media sosial yang paling jarang saya ikuti. Padahal syarat ikut liputan blogger, pasti ada kalimat, “harus punya akun twiter dengan followers sekian”, loh. Tapi tetap saja, saya selalu bingung cuitan seperti apa yang menarik teman-teman medsos twiter agar saya bisa asyik berinteraksi di jagad twiter ini. Intinya nggak PD mau nge-twiet, hehe. #tutupmukalagi
Kehadiran sosial media memang ibarat dua mata pisau, ada sisi negatif dan sisi positifnya. Tergantung kitanya, mau memanfaatkan di sisi mana. Tapi sebagai makhluk yang diciptakan Alloh Swt dengan sebaik-baiknya kejadian ini, ada baiknya dalam bersosmed kita tetap memperhatikan logika akal sehat dan hati nurani, ya Sob.
Walaupun keinginan untuk share, komen, like sebuah postingan yang kita banget itu sudah mengebu-gebu. Tahan diri, Sob! Jangan asal share, like, komen dan posting. Karena sejatinya akun kita juga menunjukkan siapa diri kita. Apalagi jika sudah mulai pemilihan pemimpin wilayah ... wuihh, bikin males ngelihat dan ngebacanya.
Walaupun keinginan untuk share, komen, like sebuah postingan yang kita banget itu sudah mengebu-gebu. Tahan diri, Sob! Jangan asal share, like, komen dan posting. Karena sejatinya akun kita juga menunjukkan siapa diri kita. Apalagi jika sudah mulai pemilihan pemimpin wilayah ... wuihh, bikin males ngelihat dan ngebacanya.
Overall, apaun postingan yang berseliweran di jagad sosmed. Tentunya ada ilmu yang terkandung di dalamnya. Ilmu tentang introspeksi diri, ilmu tentang keluarga, ilmu tentang persahabatan, dan juga ilmu tentang kedekatan kita pada Sang Khalik. Apa pun postingan yang akan kita unggah di media sosial yang Sobat ikuti. Pastikan tiga hal ini sebelum sobat memutuskan bersosmed ria, ya!
1. Bertujuan
Dalam bersosial media, pastikan apa tujuan Sobat bersosial media? Misal, tujuannya untuk membranding diri, menjalin silaturahmi, mendapatkan penghasilan, dan lain sebagainya. Tujuan yang baik, seperti halnya doa yang baik. Segala kebaikannya pasti akan kembali kepada yang meniatkan tujuan itu.
2. Pastikan Bermanfaat
Pliss, jaga hati, akal, dan nafsu kita dari hal-hal yang kurang bermanfaat, terlebih saat bermedsos., ya! Alangkah baiknya, saat Sobat berniat mengunggah sesuatu di akun media sosialnya adalah untuk hal-hal yang bermanfaat dan menginspirasi saja, baik untuk diri sendiri maupun untuk orang lain. Pastikan bukan untuk kemudharatan maupun perpecahan.
Bijak dan sopanlah saat bersosmed, menurut saya itu jauh lebih baik.
3. Batasi Diri dalam Bersosmed
Usahakan disiplin waktu dalam bersosmed. Minimal ada jam-jam tertentu dalam besosmed. Misal, jika masih punya sedikit waktu di pagi hari sebelum memulai aktivitas (antara jam 6.00-8.00), atau di jam-jam istirahat (antara jam 12.00-13.00 WIB) maupun di jam rehat sepulang kerja (antara jam 19.00-21.00). Ehhtapi bukan berarti di jam tersebut Sobat bisa all out bersosmed ria loh ya, maksudnya sempatkan menengok sosmed di jam-jam tersebut saja.
Jadi biar nggak ada istilah 'yang jauh malah lebih dimengerti, sedangkan yang terdekat diabaikan'.
Oke Sobat, usahakan dalam segala hal selalu bisa mengambil menfaat dan menjauhkan sisi mudhorotnya.
Bijak dalam bersosmed itu lebih baik, ya Sob!
Met Bersosmed Ria, Sobat! Biar rada gaul gitu, hehehe.
Jadi biar nggak ada istilah 'yang jauh malah lebih dimengerti, sedangkan yang terdekat diabaikan'.
Oke Sobat, usahakan dalam segala hal selalu bisa mengambil menfaat dan menjauhkan sisi mudhorotnya.
Bijak dalam bersosmed itu lebih baik, ya Sob!
Met Bersosmed Ria, Sobat! Biar rada gaul gitu, hehehe.
-Kinan-
Bener banget. Medsos ibarat pedang bermata dua. Tetep aja, kita harus membatasi diri. Suka lupa waktu nih saya...Hehe
ReplyDeleteIya, Mbak Hani tergantung kitanya mau memanfaatkan dari sisi mana, termasuk membatasi diri jangan sampai lupa waktu dalam bersosmed, hehehe.
DeleteOh media sosial yang selalu membuatku keteteran bagi waktu hahaha.... Ingatkanlah diriku ini, wkwkwk
ReplyDeleteNah, malah jadi tenggelam di jagad maya dengan medsos ya Mbak Dawiah, hihihi.
DeleteBetenya saya facebook yg sudah dari dulu kala saya manage eh kena hack..teman sudah 2000an sekrang saya bikin lagi pun jadi males invite2nya karena kebanyakan sudah beralih ke medsos yang lain. Kalo saya sekarang lebih sering pake instagram mak
ReplyDeleteWahh eman ya mbak.
DeleteKhusus facebook punyaku ku private mbak. Mengantisipasi postingan-postingan yang nggak bener. Dan semoga bisa terhindar dari hacker jika sudah banyak friendlist-nya nanti.
Thanks for reminding
ReplyDeleteSama2 Mbak Evita.
DeleteAku sekarang agak jarang buka medsos, Mbak. Bukan apa-apa tambah gak sempet soale. Dan biasanya kalau sudah main medsos suka lupa waktu. Nah itu yang bahaya. Thanks for remind me ya Mbakyu
ReplyDeleteBener Mbak Damar. Kalau sdh berselancar di sosmed, suka nyasar-nyasar kemana-mana ya mbak. Hehe
DeleteMasama Mbak Damar. Mengingatkan saya jg koq itu.#ehh
Aku punya facebook dari 2006, tapi nggak aktif. Baru 2009 ditengok lagi saat gabung Oriflame. Kemudian off lagi, baru 2012 aktif lagi karena nulis hingga sekarang.
ReplyDeleteIya Mb Erny, hampir mirip.
DeleteGegara nulis, ngesosmed lagi lah kita ya mbak? π
Thanks for reminding mba. Manajemen waktu saya kurang efektif. Salah satunya krn sering cek2 medsos. Padahal dunia nyata lebih penting dari eksistensi di dunia maya π
ReplyDeleteIya, maniaknya memang di situ ya mbak. π Awalnya hanya ngintip si sosmed, jadinya malah mampir kemana-mana.π
DeleteKalau saya sekarang, mo buka sosmed niatnya mo ngapain dulu. Nahh, ya cuma itu yg diintip, berusaha mlipirnya ndk jauh2, khawatir nyasar mbak, hehe.
Aku bangets dulu medsos nan tapi sering dihapus lagi kalau ada yang komentar apaa gitu huhuh..Terus paling anti share kegiatan pribadi. Tapi karena tuntutan profesi #halah, akhirnya aktif di medsos meski masih ada rambu-rambu yang aku taati
ReplyDeleteYang penting bijak bermedsos, ambil manfaat dan tinggalkan mudharat.
Bener Mb Dian, ambil manfaat dan tinggalin mudharat-nya.
DeleteBijak bermedsos, memang jauhh lbh baik.
Saya aktif di fesbuk sejak 2010, pernah punya pengalaman ga enak waktu nerima pertemanan dari orang2 yang pake FP orang india. Wah, langsung dihapus satu2. Terimakasih sudah mengingatkan.
ReplyDeleteSama2 mbak.
DeleteIya mbak, mending dihapus kali, ya? Daripada akun kita malah jd ladang incaran postingan personal2 yg kurang bertanggung-jawab.
Hehe saya kenal FB thn 2007 tp sygnya awal thn 2018 raib dihack org. Tdnya mls buat akun lg, tp berhubung ada syarat klu trima job follower medsos saya brp jadinya nyemplung sekalian hehe..
ReplyDeleteNiat si hacker itu, kira2 apa ya? Mo ngejual akun yg followersnya dah banyak, atau bagaimana ya mbak?
DeleteMedia sosial memang hrs digunakan secara bijak
ReplyDeleteSetuju Mbak Liesdiana. Karena sejatinya apa yg kita lakukan itu tetap dipertanggung-jawabkan di hadapan Sang Khalik, nantinya.
DeleteBijak bersosmed. Betul sekali. Kalau saya memang nggak melulu menampilkan sisi positifnya saya dan kegiatan, kalimat menginspirasi, tapi juga terkadang disisipi yang lucu-lucu.
ReplyDeleteNetizen juga butuh hiburan, kaaan?
Hahaha ... bener banget Mbak Melina, cuman nitizen ndak mungkin lah menengok medsos saya.
DeleteTapi atut juga ya, denger kata nitizen, hehe.
hi mba salam kenal :) btw serius mba baru punya IG tahun lalu xixixi gapap sih mba demi menekuni boher hahaha
ReplyDeleteaku sih skrg sukanya instagram lihat gambar dan video plus liat komen netizen maha benar :D
Hhh serius lah mbakkuh, kan saiyah orang tempoe doeloe dan penganut prinsip biar terlambat asal dikerjakan wkwkwk.
DeleteSalam kenal juga Mbak Herva.
Makasih sudah mampir ya mbak.