Who Am I?
Mengenal diri sendiri jauh lebih sukar daripada ingin mengetahui pribadi orang lain.
Sebab itu kenali dirimu sebelum mengenal pribadi orang lain.
-Buya Hamka-
Nah loh ... Susah juga kan buat mengenali diri sendiri? Sastrawan hebat Indonesia, sekelas Buya Hamka saja sampai mengeluarkan quote-nya berkenaan dengan pemahaman diri sendiri.
Faktanya memang lebih mudah memahami orang lain daripada mengenali diri sendiri, tul nggak? Faktanya saya juga jadi susah, mau nulis apa tentang diri sendiri? #Ehh
Faktanya memang lebih mudah memahami orang lain daripada mengenali diri sendiri, tul nggak? Faktanya saya juga jadi susah, mau nulis apa tentang diri sendiri? #Ehh
Perlu kah Memahami Diri Sendiri?
Perlu dong! Sebagai makhluk sosial yang hidup bermasyarakat, tentunya kita butuh saling berinteraksi satu sama lain, misal dengan anggota keluarga, maupun dengan lingkungan masyarakat di sekitar kita.
Perlunya memahami diri sendiri, tidak lain agar memudahkan kita dalam berkomunikasi dengan likungan di sekitar, baik keluarga maupun masyarakat tempat kita beraktivitas.
Selain itu dengan memahami diri sendiri, kita juga bisa mengoptimalkan potensi dalam diri, sehingga bisa melakukan perubahan diri ke arah yang lebih baik dan positif.
Perlunya memahami diri sendiri, tidak lain agar memudahkan kita dalam berkomunikasi dengan likungan di sekitar, baik keluarga maupun masyarakat tempat kita beraktivitas.
Selain itu dengan memahami diri sendiri, kita juga bisa mengoptimalkan potensi dalam diri, sehingga bisa melakukan perubahan diri ke arah yang lebih baik dan positif.
Nah Sobat, berasa ingin saja membuat jejak lewat tulisan sebagai pengingat diri di kala usia tak lagi muda nantinya, koq ya ingin saja menuliskan tentang karakter diri sendiri.
Maka inilah 5 fakta tentang diri saya, yang tentunya bukan untuk dibully, ya Sob! Hehe.
Maka inilah 5 fakta tentang diri saya, yang tentunya bukan untuk dibully, ya Sob! Hehe.
1. Ambivert
“Kalau ketemu orang yang ramah, disapa, jangan diam saja," kata almarhum Ibu setiap berkunjung ke rumah saudara yang baru dikenal, kala saya masih duduk di bangku sekolah, waktu itu.
“Kan sudah senyum, memang nggak kelihatan ya, Buk," jawab saya spontan saja.
Hehe Begitulah saya, dulunya adalah seorang introvert. Saya merasa nyaman saja beraktivitas dengan diri sendiri, tidak suka keramaian. Bahkan tidak tertarik dengan kepopuleran, hehe (polos banget, ya).
Namun takdir pekerjaan membuat saya berubah, ditakdirkan beraktivitas sebagai marketing dan alhamdulillah bisa menduduki sebuah jabatan, membuat saya menjadi lebih relaks saat berkomunikasi, bisa enjoy walau berada di keramaian, jadi seneng buat joke-joke seru di kantor, bahkan ngobrol berlama-lama dengan relasi pun oke-oke saja.
Tapi andaikan harus sendiri pun saya juga tetap asyik-asyik saja koq. Kurang lebih begitulah sosok saya yang berkarakter antara introvert dan ekstrovert, yang mantan introvert ini.
2. Simple
Sebagai anak seorang guru tempo doloe, saya terbiasa dengan hal-hal yang sederhana dan tidak terbiasa dengan hal-hal yang serba mewah apalagi memaksa. Akhirnya terbawa lah hingga dewasa saat ini.
Dalam berpikir saat beraktivitas, saya mah orangnya simple-simple saja, nggak pernah repot. Bagi saya usaha itu wajib hukumnya. Namun jika memang sudah maksimal dalam berusaha, tapi terkendala pada skala prioritas aktivitas yang lain.
Ya sudah, dipilih salah satu diambil semampunya saja, akan tetapi tetap pada tujuan awal koq, pastikan untuk tujuan terbaik dan sudah melakukan yang terbaik.
Jadi ... simple saja ya Sob, nggak perlu ngoyo.
3. Berpikir Logis
Dalam mengambil keputusan, saya suka memakai logika. Menghindari segala hal yang berbau perasaan nggak enak-an. Berusaha konsisten memakai analisa dengan pendekatan obyektif.
Harapannya setiap keputusan yang saya ambil, bisa menuai manfaat baik untuk diri sendiri maupun teman-teman satu tim. Sehingga suasana kerja menjadi tetap kondusif.
4. Pembelajar
“Kamu sih dulu orangnya kutu buku, jadinya kita mau ngobrol males dan bla bla bla ...," celetuk salah seorang teman saat nimbrung di whatsapp grup alumni sekolah.
Sebenarnya bukan kutu buku sih, tapi ya karena dulunya saya berkarakter introvert jadinya merasa nyaman saja bergelut dengan setumpuk buku yang saya suka. Jadi terlihatnya seperti kutu buku. Padahal wajah saja, saya nggak mirip banget dengan orang kutu buku yang biasanya terlihat intelek dan pakai kaca mata gitu, hehe.
Fakta sebenarnya, saya lebih suka belajar. Apapun itu, pembelajaran tentang kehidupan maupun pembelajaran tentang keilmuan yang saya geluti saat ini.
Segala hal-hal baru, komunitas baru, tantangan baru (walaupun belum tentu hasilnya sempurna), semuanya saya suka dan berusaha maksimal mengerjakannya.
5. Selalu Berperasangka Baik dalam Segala Hal
Mendapati segala sesuatu tidak sesuai dengan ekspektasti tentu bukan hal yang mudah, butuh sebuah kebesaran jiwa untuk mampu menerimanya. Dan karena saya terbiasa berpikir sederhana, saya pun yakin dibalik semua kejadian, walaupun tidak sesuai dengan keinginan, tentunya selalu ada hikmah di dalamya.
Selalu berperasangka baik, akan membuat hidup menjadi lebih tenang dan lebih mudah move on, meskipun taruh lah ada orang-orang tertentu yang berniat kurang baik pada kita. Toh jika kita baik dengan selalu berperasangka baik, inshaaAlloh orang yang berniat buruk pun biidznillah akan berubah menjadi baik.
Dan akhirnya ... tuntas juga coretan saya tentang 5 fakta berkenaan dengan diri sendiri ini, walau di awal sebenarnya bingung juga mau nulis apa, hehe.
Tujuan coretan Mak Kinan melalui 5 fakta berkenaan dengan diri sendiri kali ini, tidak lain hanya sebagai jejak saja melalui tulisan, serta sebagai pengingat bahwa semakin kita memahami diri sendiri akan memudahkan kita saat berkomunikasi dengan orang lain juga dengan lingkungan sekitarnya, terutama keluarga, teman bahkan rekan kerja kita.
Jadi nggak perlu malu untuk mengungkap fakta diri sendiri, ya Sob. No bully koq, tul nggak? Hehe.
“Kalau ketemu orang yang ramah, disapa, jangan diam saja," kata almarhum Ibu setiap berkunjung ke rumah saudara yang baru dikenal, kala saya masih duduk di bangku sekolah, waktu itu.
“Kan sudah senyum, memang nggak kelihatan ya, Buk," jawab saya spontan saja.
Hehe Begitulah saya, dulunya adalah seorang introvert. Saya merasa nyaman saja beraktivitas dengan diri sendiri, tidak suka keramaian. Bahkan tidak tertarik dengan kepopuleran, hehe (polos banget, ya).
Namun takdir pekerjaan membuat saya berubah, ditakdirkan beraktivitas sebagai marketing dan alhamdulillah bisa menduduki sebuah jabatan, membuat saya menjadi lebih relaks saat berkomunikasi, bisa enjoy walau berada di keramaian, jadi seneng buat joke-joke seru di kantor, bahkan ngobrol berlama-lama dengan relasi pun oke-oke saja.
Tapi andaikan harus sendiri pun saya juga tetap asyik-asyik saja koq. Kurang lebih begitulah sosok saya yang berkarakter antara introvert dan ekstrovert, yang mantan introvert ini.
2. Simple
Sebagai anak seorang guru tempo doloe, saya terbiasa dengan hal-hal yang sederhana dan tidak terbiasa dengan hal-hal yang serba mewah apalagi memaksa. Akhirnya terbawa lah hingga dewasa saat ini.
Dalam berpikir saat beraktivitas, saya mah orangnya simple-simple saja, nggak pernah repot. Bagi saya usaha itu wajib hukumnya. Namun jika memang sudah maksimal dalam berusaha, tapi terkendala pada skala prioritas aktivitas yang lain.
Ya sudah, dipilih salah satu diambil semampunya saja, akan tetapi tetap pada tujuan awal koq, pastikan untuk tujuan terbaik dan sudah melakukan yang terbaik.
Jadi ... simple saja ya Sob, nggak perlu ngoyo.
3. Berpikir Logis
Dalam mengambil keputusan, saya suka memakai logika. Menghindari segala hal yang berbau perasaan nggak enak-an. Berusaha konsisten memakai analisa dengan pendekatan obyektif.
Harapannya setiap keputusan yang saya ambil, bisa menuai manfaat baik untuk diri sendiri maupun teman-teman satu tim. Sehingga suasana kerja menjadi tetap kondusif.
4. Pembelajar
“Kamu sih dulu orangnya kutu buku, jadinya kita mau ngobrol males dan bla bla bla ...," celetuk salah seorang teman saat nimbrung di whatsapp grup alumni sekolah.
Sebenarnya bukan kutu buku sih, tapi ya karena dulunya saya berkarakter introvert jadinya merasa nyaman saja bergelut dengan setumpuk buku yang saya suka. Jadi terlihatnya seperti kutu buku. Padahal wajah saja, saya nggak mirip banget dengan orang kutu buku yang biasanya terlihat intelek dan pakai kaca mata gitu, hehe.
Fakta sebenarnya, saya lebih suka belajar. Apapun itu, pembelajaran tentang kehidupan maupun pembelajaran tentang keilmuan yang saya geluti saat ini.
Segala hal-hal baru, komunitas baru, tantangan baru (walaupun belum tentu hasilnya sempurna), semuanya saya suka dan berusaha maksimal mengerjakannya.
5. Selalu Berperasangka Baik dalam Segala Hal
Mendapati segala sesuatu tidak sesuai dengan ekspektasti tentu bukan hal yang mudah, butuh sebuah kebesaran jiwa untuk mampu menerimanya. Dan karena saya terbiasa berpikir sederhana, saya pun yakin dibalik semua kejadian, walaupun tidak sesuai dengan keinginan, tentunya selalu ada hikmah di dalamya.
Selalu berperasangka baik, akan membuat hidup menjadi lebih tenang dan lebih mudah move on, meskipun taruh lah ada orang-orang tertentu yang berniat kurang baik pada kita. Toh jika kita baik dengan selalu berperasangka baik, inshaaAlloh orang yang berniat buruk pun biidznillah akan berubah menjadi baik.
Dan akhirnya ... tuntas juga coretan saya tentang 5 fakta berkenaan dengan diri sendiri ini, walau di awal sebenarnya bingung juga mau nulis apa, hehe.
Tujuan coretan Mak Kinan melalui 5 fakta berkenaan dengan diri sendiri kali ini, tidak lain hanya sebagai jejak saja melalui tulisan, serta sebagai pengingat bahwa semakin kita memahami diri sendiri akan memudahkan kita saat berkomunikasi dengan orang lain juga dengan lingkungan sekitarnya, terutama keluarga, teman bahkan rekan kerja kita.
Jadi nggak perlu malu untuk mengungkap fakta diri sendiri, ya Sob. No bully koq, tul nggak? Hehe.
-Kinan-
Beberapa ada yang sama, toss bun sesama ambivert dan mantan introvert. Hihi ...
ReplyDeleteBetul lho berperasangka dan melihat sesuatu dari positifnya akan membawa banyak keajaiban dlm hidup, begitu kata ust. Nasrulloh dlm bukunya Rahasia Magnet Rezeki.
Iya Mbak Dwi. Simple saja ... berpikir positif saja.
DeleteInshaaAlloh selalu ada hikmah dibalik semua kejadian.
Dari 5 hal di atas terlihat bahwa Mbak Nanik ini sudah matang. Sudah tidak grusa-grusu mengambil keputusan. Nah ini PR-ku banget karena masih suka berpikir dan mengambil keputusan terlalu cepat.
ReplyDeleteHehehe, alhamdulillah pagi2 dah dapat apresiasi dari Mb Damar nih.
DeleteTerima kasih Mb Damar. 🙏😗
Btw mungkin krn awalnya saya introvert ya mbak, jadi jika ada masalah berusaha cool down dulu.
Akhirnya jadi terlihat nggak grusa grusu. 🙄
Mbak..toss kita, aku juga anak guru tempo doeloe hehe
ReplyDeleteSuka dengan quotenya Buya, kenali diri sendiri memang yang utama.
Jangan sampai kita nyinyir sama orang lain padahal diri sendiri aja juga enggak ada beda dengan yang dinyinyirin..
Jadi pengin kopdar sama mbak Nanik...penasaran sama ambivertnya :)
Benar mbak, yang susah itu mengenali diri sendiri.
DeleteNah apalagi itu nyinyir sesuka hati, jangan-jangan nggak mau tahu kalau diri sendiri punya karakter yang dinyninyirin itu, hehe.
Hayuuk Mbak Dian ... tapi saiyah koq jadi grogi gini mbakkuh, hhhh.
#introvertnya kambuh.
Aku pun sepertinya ambivert deh mba. Kalo ketemu temen bisa nyablak dan rame. Tapi kalo harus sendiri juga oke. Hihi ..
ReplyDeleteMenurut saya Mbak Betty orangnya sanguin abis, hehe sok kenal banget saya ya mbakkuh.
DeleteTapi karena sekarang jadi penulis, akhirnya suka dengan kesunyian ya mbak ... buat cari inspirasi, jadilah ambivert kek kami, hihi.
Waktu pertaama kali baca judulnya, langsung inget sama film yang diperankan oleh Jackie Chan hihihi...
ReplyDeleteEh tapi, memamng penting banget untuk mengenali diri sendiri, ya.. bisa jadi bekal untuk langkah selanjutnya di masa depan.
Benar Teh Nurul, dengan mengenali diri sendiri kita jadi paham potensi diri bagian mana yang bisa dikembangkan.
DeleteMakasih sudah mampir teteh.
kadang kita perlu membuka diri agar orang tidak salah menilai kita ya mbak, heheheh.. Apalagi dulu saya ga banyak omong, pekerja keras dan berpandangan positif sm org lain..
ReplyDeleteWahh dari ulasan saya ini, saya koq jadi menyimpulkan kalau mbak-mbak ketjeh di grup kita ini memang pekerja keras, ya?
DeletePantes aja pada makin produktif dalam berkarya, seperti Mbak Dewi ini, yang DA/PA nya langsung melejit.
Selamat ya mbakkuh.
saya juga dulu sering kena marah sama mamak, katanya "nanti kamu dibilangin sombong sama orang, maka nya kalo ada sodara yang datang disapa" hiks, padahal saya juga ingin menyapa tapi nggak nyaman alias nggak pede,hiks
ReplyDeleteIya Mbak, kalimat itu juga sering dilontarkan almarhum ibu, jika kami ketemu orang yang baru dikenal dan sayanya diam saja, hehe. #padahal dah senyum loh saya
DeleteMba Nanik...aku jg sepertinya sama. Aku suka ramai tp seringkali tetep butuh waktu buat menyendiri 😊
ReplyDeleteIya mbak ... baru tahu juga saya, kalau semuanya banyak yang ambivert, hehe.
DeleteKalau saya mantan introvert, nah kalau Mbak Evita apa?
Ada yang sama dengan aq, tos lah pokoknya siippp
ReplyDeleteSiip pokoknya Mbak Erny.
DeleteYang penting paham diri sendiri ya mbakkuh, hihi.
Tozz dong buat pembelajar aseek
ReplyDeleteToss juga Miss Juli.
DeleteMakasih sudah mampir miss. 😗
Sulung saya sampai sekarang kalau disapa dan ditanya tetangga hanya senyum aja, Mbak..sampai gemas yang nanyain
ReplyDeleteIntrovert kek saya itu Mb Muyas, hehe.
DeleteMenurut ilmu psikologi katanya nggak pa2 mbak.
Hanya dia lebih menikmati energi dlm dirinya sendiri.
Biasanya org introvert lebih PD dan rada nggak butuh org krn energinya td. 😊
Btw makasih sdh mampir Mb Muyas.
Mastah artikel favorit saiyah. 🙏😗
Mba Nanik ini tinggal di Jatimkah?
ReplyDeleteIya Mb Nurul, saya di Surabaya. Njenengan asli Surabaya, ya mbak?
Delete