-->

Menulis di Blog Untuk Jejak Keabadian

Orang boleh pandai setinggi langit, tapi selama ia tidak menulis. Ia akan hilang di dalam masyarakat dan dari sejarah.
Menulis adalah bekerja untuk keabadian.
(Pramoedya Ananta Tour)

Menulis!

Skill Saya, kah?


Berawal dari mimpi ingin menjadi perempuan berdaya walau tanpa keluar rumah. Bisa fokus pada keluarga dan mendampingi si bujang semata wayang yang mulai beranjak remaja.

Walau kenyataanya mimpi itu sebenarnya teramat susah direalisasikan. Karena saya tak memiliki skill khusus untuk bisa dijadikan penopang hidup jika suatu saat, saya tidak bekerja di kantor lagi.  

Mau buka usaha toko kue, nggak jago bikin kue. Mau jualan, bingung juga mau jualan apa. Dan galau pula kira-kira laku, nggak ya? Hehe. Padahal saya bukan tipe orang yang suka berdiam diri dan hanya mengandalkan pendapatan pak suami saja.

Oleh karena itu mulailah saya mencoba hobi yang sudah sekian lama terkubur entah ke lapisan berapa ini. 

Menulis ... yaa, saya pun mulai memasuki dunia literasi saat ini.

Sejak mengenal salah satu sekolah perempuan online di bulan februari 2018, akhirnya saya pun terdampar diberbagai kelas-kelas pelatihan online kepenulisan yang digawangi Indiscript Kreatif serta Komunitas Joeragan Artikel. Hingga akhirnya saya mengenal dunia blogging ini.



Dari beberapa pilihan kreasi karya dalam dunia literasi, saya memang lebih tertarik dan antusias dengan ngeblog. Tentunya berani memilih pasti ada alasannya, kan?

Nah, inilah lima alasan kenapa saya memilih aktivitas ngeblog dibanding aktivitas literasi yang lain:

1. Ngeblog Tuh Bagai Diary Kehidupan Penulis

Menulis di blog, bagi saya bak menulis diary semasa unyu-unyu dulu. Kita bisa berkreasi lewat tulisan dan berpetualang seru lewat rangkain kata di blog kita. Seperti quotes Pak Pramoedyan Ananta Toers di atas, menulis adalah pekerjaan keabadian. Dan blog bisa menjadi media aktualisasi keabadian karya kita. 

Hanya saja saat berkreasi tulisan di blog, tulisan kita tetap harus terstruktur karena niat awalnya memang untuk dipublikasikan. Beda dengan diary jaman kita sekolah dulu, yang tersimpan rapi khawatir orang lain tahu karena memang untuk konsumsi pribadi.

2. Selalu Ada Komunitas Blogger yang Saling Support


Saat kita ingin berkarya sendiri tanpa sistem organisasi, jika tanpa komunitas yang saling support. Kita akan kesulitan berinovasi, kesulitan bertumbuh dan pastinya makin tidak terarah.

Hebatnya di dunia perbloggeran, selalu ada komunitas blogger yang peduli dengan peningkatan skill anggotanya. Mereka bersinergi dengan pemula, untuk tumbuh bersama meramaikan kancah perbloggeran. Salah satunya ya di Komunitas Indonesia Sosial Blogger Preuner ini.

3. Tak Perlu Jasa Penerbit ataupun Approve Admin Web Online dalam Mempublikasikan Karya

Saat nge-blog, kita tidak perlu memakai jasa penerbit  ataupun approve admin media online saat akan mempublikasikannya. Kita tinggal publish dan share saja di sosial media kita, baik pribadi maupun yang komunitas. Mudah, kan?

Kita pun sudah bisa menikmati hasil tulisan kita, dengan desain cantik ala ala blog kita lah ya.

4. Peluang Usaha yang Pasti

Jika suatu saat kita sudah tidak berstatus sebagai pegawai, maka kita tetap butuh pemasukan agar dapur tetap ngebul, tul nggak?

Nah dari workshop komunitas ISB awal permulaan puasa tahun ini di Malang kemarin. Kami pun menjadi tahu seperti apa peluang blogger dalam mendulang rupiah nantinya.

Kita bisa menjadi enterpreuner atau bisa juga menjadi frelancer. Dan luar biasanya blog selalu membersamai kita sebagai sarana untuk mendapatkan peluang usaha tersebut.

Baca juga: Workshop Komunitas ISB

5. Tempat Branding Diri yang Oke

Berceloteh tentang suatu hal dengan elegan, terstruktur dengan tampilan yang menarik ala web profesional, tentunya bisa kita lakukan di blog pribadi kita.

Mau promo dengan menjelaskan uniq salling point bisnis ataupun aktivitas yang kita lakoni saat ini, pastinya bisa dilakukan dalam tulisan dan tampilan cantik ala blog kita.

Kan tinggal share and publish di jagad maya lewat akun media sosial kita? Semudah itu, bukan?

Bagaimana Mengasah Skill yang Saya Punya?


Awal memasuki dunia perbloggeran di awal agustus 2018, saya pun mulai belajar memahami hal-hal digital berkenaan dengan blogspot yang lumayan rumit dipermulaan, terutama bagi emak yang rada gaptek ini, hihi. Seperti halnya kode blog, layout, templete, doman authority dan lainnya.

Oleh karena itu, agar ngeblog makin produktif dan terasah maka tiga hal di bawah ini yang saya lakukan, antara lain:

1. Meningkatkan Skill Ngeblog dengan Training

Beberapa komunitas blogger sering melakukan berbagai training baik online maupun offline. Baik berbayar maupun gratis untuk para anggotanya. Saya pun berusaha untuk mengambil peluang training-training tersebut untuk mengup-grade diri dan juga mengip-grade tampilan blog. 

Sebut saja, Komunitas Indiscript Kreatif yang pernah memberikan training berbayar tentang cara membuat review blog dan desain grafisnya atau Komunitas ISB dalam workshopnya bagaimana cara menciptakan peluang ngeblog bagi pemula.

2. Berusaha Update Blog dan Aktif di Komunitas Blog

Walau ini bagai mimpi yang tak berujung, karena tidak adanya managemen waktu yang pas bagi saya yang masih berstatus pegawai, ibu pekerja tanpa ART dan mimpi menjadi blogger produktif ini. Akan tetapi setidaknya saya terus berusaha mengelola waktu yang saya punya agar bisa update blog secara kontinu tetap jadi prioritas. 

Salah satunya, ya ikut dalam ajang One Day One Post selama 14 hari komunita ISB ini. 
Bismillah bisa!

3. Peduli Sosial Media

Seperti kita ketahui, peran akun sosial media juga penting dalam peningkatan traffic blog dan juga branding diri dan blog kita. Selain itu job-job blogger sering juga menyertakan berapa jumlah follower di setiap akun sosial media kita. Terutama instagram dan twitter.

Oleh karena itu penting juga bagi kita untuk peduli dan konsisten dengan status dan gambar yang akan diunggah serta berusaha aktif menjalin komunikasi dengan warganet di sosial media. 

Selain itu akun-akun sosial media ternyata juga bisa bermanfaat untuk tambahan ilmu blog, loh. Jadi jika peduli dengan blog, memang seharusnya peduli dengan sosial media kita.


Nah Sobat Blogger, seperti kata Pak Pramudya Ananta Toer, bahwa menulis adalah pekerjaan keabadian. 
Saya mulai menorehkan jejak hidup keabadian lewat aktivitas ngeblog. Bagaimana dengan kalian? Share yuk!


Salam,
- Kinan -

<komunitas isb>  <menulis> <lima alasan kenapa ngeblog>

21 Responses to "Menulis di Blog Untuk Jejak Keabadian"

  1. Sama Mbak, menulis menjadi media untuk berkarya sekaligus memperluas jaringan.

    ReplyDelete
    Replies
    1. Benar Mbak Sugi Siswanti, menjadi media juga dalam memperluas jaringan.

      Delete
  2. Bener banget mbak semua ulasannya ngewakilin "gue banget " hihi

    ReplyDelete
  3. Hehe, tu gue banget tuh, poin yg mengatakan blog itu bagai diary seorang penulis. Karena blog saya kebanyakan juga isinya curhatan. Hihihi

    ReplyDelete
    Replies
    1. Hehe, bener sih mbak.
      Curhatan tapi lebih terstruktur.
      Kan buat dipublish.

      Delete
  4. Hihi aku pun rerata blog isinya curhatan meski disisipi iklan, qiqiqi ... Tapi itulah asyiknya ngblog.

    ReplyDelete
    Replies
    1. Curhatan, tapi bisa ngisi dompet ya Mbak Dwi, asyiikk.

      Delete
  5. Setuju, mbak. Menulis adalah pekerjaan keabadian. Daaan seperti poin 4, peluang usaha yang pasti. Selamat berkarya, mbak

    ReplyDelete
    Replies
    1. Makasih Mbak Wiwid.
      Selamat berkarya juga buat njenengan.

      Delete
  6. Wah aku awalnya ngeblog malah isinya curhatan wkwk. Trus jaman hamil aku rajin cerita, apalagi jaman menyusui, ada aja bahan nulis. Semoga kelak apa yang kutulis bisa dibaca Luigi besok. Amin. Yuk semangat ngeblog, berbagi dan menginspirasi :)

    ReplyDelete
    Replies
    1. Yeay ... tulisan Mbak Septi sih selalu menginspirasi. Mama muda berbakat banget pokoknya.

      Delete
  7. Sama mba Nanik.. aku juga ngeblog awalnya untuk curhar, soale kalo nulis di diary tangane udha gak kuat lagi hahaha. Semangat mbaaaa

    ReplyDelete
    Replies
    1. Makasih Mbak Betty yang cantik dan menginspirasi.
      Makasih untuk transfer semangatnya.

      Delete
  8. Aku setuju semua isi artikelnya. Poin 3 itu aku banget. Hihi...engga perlu penerbit u upload karya.
    Semangat ngeblog ya Mbak...

    ReplyDelete
    Replies
    1. Makasih Bunda Hani.
      Makasih juga untuk transfer semangatnya.

      Delete
  9. Aku sebenarnya udah lama seneng nulis, tapi lebih ke status di sosial media. Terus tak pikir-pikir kon kurang rapi dan kurang bisa eksplor, akhirnya memutuskan ngeblog.
    Bener sih, ngeblog tuh kayak membantu merekam ingatan. Selain itu juga aku gak mau munafik, bahwa blog udah jadi salah satu sumber penghasilan. Terus semangat menulis ya, Mbak. :)

    ReplyDelete
    Replies
    1. Oo baru tahu, kalau awal cerira Mbak Damar ngeblog.
      Makasih sudah jadi panutan isi tulisanku ya mbak.
      Sukaa dengan gaya bercerita Mbak Damar.

      Delete
  10. Setuju mb ngeblog untuk jejak diri. Hehe...

    ReplyDelete
  11. sama mbak, aku pun menulis karena ingin meninggalkan warisan cerita. Dulu suka nulis di buku harian tapi jadi menuhin rumah, sekarang ada blog. Jiwa menulis tetap tersalurkan, bertambah ilmu dan kawan serta tulisan kita bisa bermanfaat bagi yang membacanya

    ReplyDelete

tambahkan teks diatas kolom komentar

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel