-->

Keluarga Solid dengan Multi Generasi

“Ajarilah anak – anakmu sesuai zamannya, karena mereka hidup di zaman mereka, bukan pada zamanmu. Sesungguhnya mereka diciptakan untuk zamannya, sedangkan kalian diciptakan untuk zaman kalian”
- Rasulullah Saw –

Hai, Sobat Blogger!

Tahu nggak sih, kalimat di atas adalah kalimat yang dilontarkan Rosullulah SAW pada para sahabat beliau sekitar 1.400 tahun yang lalu loh, jauh sebelum teori parenting digaungkan. Luar Biasaa, ya! 

Pesan mendalam dari kalimat beliau adalah bahwa pada pengasuhan anak harusnya disesuaikan dengan zaman anak–anak kita tumbuh & berkembang, yang pastinya berbeda zaman dengan saat kita tumbuh. Jadi rasanya kurang bijak lah ya ... jika kita memaksakan kehendak dalam mendidik anak–anak kita, sama seperti yang pernah kita terima saat masa kanak-kanak kita. Karena di setiap zaman hakekatnya mempunyai karakteristik, tantangan dan goal masing-masing.

Kebiasaan-kebiasaan yang berbeda, misalnya alat elektronik semasa kita remaja, tentunya tak secanggih dimiliki para remaja saat ini. Cara berteman remaja saat ini pun tak terbatas dengan teman-teman sekolah atau lingkungan tempat tinggalnya saja, namun sudah menembus batas dengan komunitas jagad mayanya. Begitu pula pada permainan anak-anak, game online by smart phone dan mainan dunia maya lainnya sudah mengalahkan permainan masa kecil kita dulu, seperti gobak sodor, pendan dan lainnya.

Tapi jangan salah ya Sob, tantangan putra putri kita pun juga jauh lebih berat dibandingkan zaman kita loh, apalagi dengan adanya arus globalisasi yang terkadang menggerus moral yang tertanam dalam budaya yang sudah kita junjung tinggi bertahun-tahun lamanya ini. Konsep pergaulan bebas dan berpikir bebas di luar norma adat dan agama, sangat rentan masuk ke generasi putra putri kita.

Olehkarena itu, sebagai orang tua, apakah kita yang akan mengambil peran dalam perilaku putra-putri kita, atau kah membiarkan peran utama itu diambil alih oleh lingkungan? 

Tentunya kita sendiri yang tahu jawabannya, bukan?

Macam-Macam Generasi, Karakter dan Cara Berkomunikasinya


Nah, Sobat sebelum mendalami generasi apa putra putri kita, agar lebih paham nantinya bagaimana cara yang tepat dalam berkomunikasi dengan putra putri kita. Guna tercipta keluarga kecil yang solid dan bahagia, ada baiknya kita memahami dulu generasi apa kita, juga anggota keluarga lainnya. 

Menurut pakar pendidikan Mark Prensky (dalam Mardina 2011:5) mengemukakan bahwa generasi di dunia ini dikelompokkan menurut awal tahun kelahirannya. 
Secara garis besar dibagi menjadi 2 kelompok, yaitu: Digital Immigrants & Digital Natives.

Kelompok Digital Immigrants adalah kelompok generasi yang lahir sebelum era digital namun selanjutnya menjadi tertarik, dan suka mengadopsi hal baru dari teknologi. Dalam kelompok ini terdiri dari  Generasi Baby Boomers & Generasi X.

Sedangkan yang dimaksud Kelompok Digital Natives merupakan kelompok generasi yang terlahir pada era digital. Dan pada era digital natives ini terdiri dari Generasi Y, Generasi Z dan Generasi Alpha.

Kelompok Digital Immigrants


Dilansir dari mccrindle.com terdapat gambaran secara umum perbedaan antara generasi BB, X, Y dan Z. Berikut ilustrasinya:

sumber: mccrindle.com

1. Generasi Baby Boomers


sumber: pexels.com

Generasi yang terlahir pasca Perang Dunia II ini, terlahir pada rentang tahun 1945-1965. Merupakan masa dimulainya penataan ulang pasca perang dan mulai digaungkannya perdamaian dunia. Dampak perdamaian pasca perang ini adalah tingkat kelahiran yang makin meningkat. Sehingga tidak salah jika generasi ini disebut dengan generasi Baby Boomers.

Jika di negara kita, rentang tahun 1945-1965 tersebut adalah masa pemulihan pasca penjajahan dan mulai menata pemerintahan. Tingkat pendidikan para generasi ini, tidaklah sama dengan generasi Milenial saat ini. Minimnya fasilitas publik yang tak mendukung dalam hal  pendidikan, perekonomian, sarana transportasi, juga dalam hal infra struktur. Mengakibatkan minimnya sekolah-sekolah lanjutan di daerah, apalagi perguruan tinggi. Baik di daerah maupun di kota-kota besar.

Dilansir dari ilustrasi mccrindle.com, cara berkomunikasi generasi ini adalah:

  • Menyukai gaya komunikasi verbal, secara langsung tanpa perantara alat dan lainnya. (face to face)
  • Menyukai gaya komunikasi satu arah, tidak suka timbal balik,
  • Otoriter, duduk dan dengarkan saja, dilarang membantah.
Secara umum karakter Generasi Baby Boomers ini, adalah:

  • Bertemperamen keras, kaku, kuno, kolot, intoleran dan otoriter. Hal ini tidak lain karena kerasnya kehidupan masa kecil selama perang juga dalam masa pengungsian. Minimnya fasilitas publik setelah masa penjajahan kala itu juga menyebabkan para generasi ini bertemperamen keras seperti di atas.
  • Dalam pegambilan keputusan, generasi ini selalu berpegang teguh pada norma dan adat istiadat.
  • Mempunyai daya juang yang tinggi. Terutama jika berhubungan dengan slogan perbaikan nasib. Pengakuan status sosial dari lingkungan sekitar, sering kali menjadi target goal dari generasi ini.
Selanjutnya, bagaimana cara berkomunikasinya?

Kerasnya kehidupan di masa generasi ini, menyebabkan para generasi ini bertemperamen kaku, kolot, intoleran dan otoriter. Olehkarena itu alangkah bijak jika kita yang muda ini, lebih bisa berbesar jiwa untuk bisa lebih toleran, memaafkan, juga berusaha memehami kedua orang tua kita dengan kasih sayang.

Bukankah hal baik akan berbuah baik? Jika kita mencontohkan hal baik pada putra putri kita, tentunya putra putri kita juga akan melakukan hal yang sama. Bukan kah anak adalah peniru yang baik?

Para Generasi Baby Boomers ini dalam keluarga kita adalah ayah ibu kita atau kakek nenek putra putri kita.

2. Generasi X


sumber: pexels.com

Generasi yang terlahir pada rentang tahun 1966-1980. Merupakan generasi yang terlahir pada masa transisi pasca perang menuju perdamaian dunia. Pada masa ini, dunia terbagi dalam dua blok besar dan satu blok netral, yaitu Blok Barat, Blok Timur dan Non Blok. Generasi ini tumbuh bersama konflik global dunia, seperti: Perang Dingin antar dua blok besar dan Perang Vietnam.  

Jika di negara kita, rentang tahun 1966-1980 tersebut, adalah masa pembangunan pasca penjajahan Belanda dan Jepang, juga berakhirnya masa komunis di Indonesia. Masa ini merupakan awal arus globalisasi masuk ke berbagai negara di dunia. Kiblatnya lebih banyak ke negara Amerika dan Eropa.

Dampak negatif dari awal masuknya arus globalisasi ini adalah sering mengesampingkannya nilai-nilai adat istiadat juga norma yang menurut generasi sebelumnya sangat di junjung tinggi, mulai maraknya alkohol dan obat-obat narkotika terutama di kalangan elit dan kaum sosialita.

Dilansir dari ilustrasi mccrindle.com, secara umum karakter Generasi X adalah:

  • Lebih terbuka dan lebih toleran.
  • Memiliki tingkat pendidikan yang lebih baik dari generasi sebelumnya. Satu dari empat anak di generasi ini, sudah bisa menikmati bangku perguruan tinggi.
  • Di masa kanak-kanaknya masih menikmati permainan tradisional.
  • Akrab dengan media massa cetak dan elektronik, seperti radio, televisi, surat kabar maupun majalah yang terus meningkatkan mutu dalam penampilan dan pelayanannya.
  • Fasilitas publik seperti jembatan, jalan raya, dan alat transportasi lebih mendukung pada masa generasi ini, walaupun tak secanggih saat ini.
  • Karena dididik dari kerasnya Generasi Baby Boomers, sehingga generasi ini lebih suka berpikir secara rasional, bertanggung-jawab dalam tugas, memiliki daya juang dan daya bertahan yang tinggi, terutama dalam pengembangan dirinya.
Bagaimana cara berkomunikasinya?

  • Dikarenakan karakternya yang lebih terbuka dan lebih toleran daripada generasi sebelumnya, akan tetapi merupakan generasi yang terdidik dalam pengasuhan generasi sebelumnya, yaitu: Generasi Baby Boomers, maka Generasi X ini seringkali berfungsi sebagai penghubung komunikasi antara Generasi Baby Boomers dan generasi di bawahnya, seperti Generasi Y, maupun Generasi Z.
  • Karena dididik dari pola asuh Generasi Baby Boomers, generasi ini lebih menyukai komunikasi secara langsung (person to person), walaupun terkadang menggunakan alat komunikasi lain, seperti telephone dan handy talky.
  • Generasi ini menyukai gaya komunikasi dua arah, dengan interaksi timbal balik dari lawan bicaranya.
Para Generasi X dalam keluarga kita adalah kita, para orang tua atau saudara-saudara sekandung kita, seperti pak dhe dan bu dhe dari anak-anak kita.

Kelompok Digital Natives


3. Generasi Y


sumber: pexels.com

Generasi yang terlahir pada rentang tahun 1981-2000, merupakan generasi awal Digital Natives. Generasi ini tumbuh di era arus globalisasi dan informasi sudah tak terbendung lagi. Selain komputer sudah menjamur, ditambah lagi berkembangnya video games, gadget, smartphone dan setiap kemudahan yang berbasis computerized yang ditawarkan serta awal kecanggihan internet mulai mendominasi. Oleh karena itu generasi ini sering disebut sebagai Generasi Milenial.

Secara global tingkat perkembangan ekonomi dunia mengalami kemapanan yang tinggi. Hal ini tidak lain juga karena adanya kesepakatan perdamaian dunia yang terus dipatuhi oleh semua negara, terutama dari negara adidaya seperti Amerika dan Inggris, sehingga hampir semua aspek kehidupan terutama teknologi dan pendidikan bisa terus berkembang, tanpa tekanan peperangan.

Dilansir dari ilustrasi mccrindle.com, secara umum karakter Generasi Y adalah:

  • Berpikir simple, praktis, kreatif dan inovatif.
  • Cenderung individualis, arogan, dan mempunyai komunitas sosial yang terbatas.
  • Multitaskin, menyebabkan generasi ini cenderung kurang detail dalam memahami suatu masalah sehingga kurang bersabar, cenderung emosional dan akhirnya kurang berkomitmen dalam tanggung jawab.
  • Menguasai teknologi dengan baik.
  • Tingkat pendidikan yang lebih baik. Satu dari tiga anak di generasi Y ini sudah bisa menikmati bangku perguruan tinggi.
Bagaimana cara berkomunikasinya?

  • Menyukai bentuk komunikasi tidak langsung dengan melalui perantara alat komunikasi seperti Gadget, internet malaui short message atau e-mail.
  • Mengenal komunitas dunia nyata dan dunia maya.
  • Interaksi timbal – balik dalam komunikasi dua arah tetap digunakan, namun lebih kreatif (bisa interaksi di dunia nyata juga di dunia maya).
  • Sering menggunakan bahasa kekinian.
Para Generasi Y dalam keluarga kita adalah kita, para orang tua muda atau saudara-saudara sekandung kita, seperti om dan tante dari anak-anak kita.

4. Generasi Z


sumber: pexels.com

Generasi yang terlahir pada rentang tahun 2001-2010. Menurut Mardina Riana (2011:6) merupakan generasi yang tumbuh besar ditengah perkembangan teknologi yang semakin mapan, handphone yang semakin canggih, internet yang bisa diakses dimana – mana, hingga media sosial sudah menjadi media komunikasi yang bisa mengidentifikasi karakter seseorang. Sehingga generasi ini sering disebut sebagai Generasi Internet atau Net Generation (iGeneration).

Secara umum karakter pada generasi ini, antara lain yaitu:

  • Sudah mengenal teknologi informasi sejak anak – anak
  • Individualis, karena mereka lebih menyukai privasi dengan hanyut dan asyik dalam media sosialnya sendiri daripada berinteraksi secara langsung.
  • Generasi yang tumbuh dengan latar-belakang teknologi semakin canggih dan berkembang-pesatnya beberapa aplikasi – aplikasi lain dalam teknologi informasi, seperti google, facebook, youtube dan twiter.
  • Multitaskin, sehingga sering kurang bisa  fokus dan mendalami sebuah permasalahan dalam menyelesaikan tugas.
  • Dilansir dari mccrindle.com, generasi ini hampir 10 jam setiap harinya mengakses teknologi. 
  • Tingkat pendidikan yang sangat baik. Dilansir dari mccrindle.com satu dari satu anak di generasi Z ini sudah bisa menikmati bangku perguruan tinggi
Bagaimana cara berkomunikasinya?

  • Kurang menyukai komunikasi langsung, lebih menyukai komunikasi tidak langsung melalui smartphone dan sosial media.
  • Menyukai komunikasi dua arah, dengan mengandalkan gadget dan smartphone-nya.
  • Bermain dan mengerjakan tugas adalah gaya hidup yang terintegrasi bagi generasi ini.
Para Generasi Z dalam keluarga kita adalah anak-anak kita yang beranjak dewasa dan keponakan di usia remaja menuju dewasa (mau kuliah dan lain sebagainya).

5. Generasi Alpha


sumber: pexels.com

Generasi yang terlahir pada rentang tahun 2011-sekarang. Menurut Mark McCrinddle (dalam Awaludin, 2014) merupakan generasi yang paling akrab dengan internet sepanjang masa. Pada masa depan bisa jadi generasi alpha bertukar pesan dengan jarak waktu nol karena instan. Generasi alpha tidak berfikir tentang teknologi sebagi alat, mereka mengintegtarsikan teknologi dalam kehidupan mereka.

Secara umum karakter pada generasi ini, antara lain:

  • Mengenal teknologi informasi sejak dalam kandungan.
  • Dilatar-belakangi teknologi yang semakin maju dengan pesat, dengan cara berkomunikasi & bersosialisasi yang berubah karena interaksi dunia maya dan dunia nyata tidak ada bedanya.
  • Individualisme, karena lebih banyak berinteraksi dengan teknologi dan kurang berinteraksi secara sosial.
  • Lebik ekspresif karena didik dari orang tua generasi X dan Y yang toleran.
  • Nilai – nilai budaya mulai terkikis dikarenakan globalisasi yang tak terbendung.
Cara komunikasi pada generasi ini, antara lain yaitu:

  • Sangat menyukai interaksi secara online dalam dunia maya, misal dalam permainan dan pembelajaran.
  • Menyukai komunikasi dua arah, yang tidak menggurui dan bisa mencontohkan dengan tetap menggunakan gadget atau smartphone untuk sarana komunikasinya. 
Para Generasi Alpha dalam keluarga kita adalah anak-anak kita yang memasuki awal masa remaja dan keponakan di usia awal remajanya.


Nah, sekarang Sobat sudah paham generasi apa kita, putra putri kita, juga anggota keluarga lainnya, bukan? 

Setiap generasi, pada tiap rentang tahun kelahiran yang berbeda, seringkali akan nampak perbedaan perilaku, cara pandang juga tata bahasanya. Kondisi ini terjadi akibat dari perbedaan yang melatar belakangi rentang tahun kelahiran tersebut.

Dengan menyadari setiap karakter dan cara berkomunikasi masing – masing generasi yang berbeda, diharapkan Sobat juga makin mengenal pola pikir bahkan paradigma hidup di masing – masing generasi dalam keluarga kita. 

Yuk, Sobat, mari saling bersinergi dalam aktivitas sehari-hari, baik dalam keluarga maupun di masyarakat dengan saling menghormati dan menerima setiap kelebihan dan kekurangan masing-masing generasi, guna terciptanya keluarga kecil yang kompak dan tangguh dengan Multi Generasi ini. 

By

-Kinan-


Referensi:
1. Mardina, Riana. 2011. Potensi Digital Natives dalam Representasi Literasi Informasi Multimedia Berbasis Web di Perguruan Tinggi. (Online), (http://journal.ipb.ac.id/index.php/jpi/article/view/5264) 
2. Awaludin, Wahyu. 2011. Mengenal Generasi Alpha. (Online), (https://www.selasar.com/kreatif/mengenal-generasi-alpha)
3. Nugraho, Ridho. 2015. Menyambut Lahirnya Anak Generasi Alfa yang Melek Digital.(Online), (http://tabloidnova.com/Keluarga/Anak/Menyambut-Lahirnya-Anak-Generasi-Alfa-Yang-Melek-Digital)
4.  Isthuufia, 2016. Menyambut Generasi Alpha. (Online)
(http://isthuufia.blogspot.com/2016/09/menyambut-generasi-alpha.html)

31 Responses to "Keluarga Solid dengan Multi Generasi"

  1. Mba Nanik makasih yaa ilmu dan sharingnya sangat bermanfaat buat saya. Semoga kita diberi kekuatan dan kesabaran untuk mendidik anak-anak kita menjadi anak yang sholeh/sholehah, cerdas, sukses dunia dan akhiratnya. Aamiin.

    ReplyDelete
  2. Mba Nanik makasih yaa ilmu dan sharingnya sangat bermanfaat buat saya. Semoga kita diberi kekuatan dan kesabaran untuk mendidik anak-anak kita menjadi anak yang sholeh/sholehah, cerdas, sukses dunia dan akhiratnya. Aamiin.

    ReplyDelete
  3. makasih banget ilmunya mba, sangat berguna bagi saya untuk bisa lebih memahami anak anak

    ReplyDelete
  4. Bagus nih ilmunya mb, semoga bermanfaat untuk memahami anak-anak. 😘😘

    ReplyDelete
  5. Beda zaman beda cara mendidik ya. Makasih banyak sharingnya mbak Nanik. Emak kudu belajar ini😁

    ReplyDelete
  6. Serius nih, perasaan saya yang dilema menghadapi gadget terjawab sudah. Makasih mbk, di bookmark deh..

    ReplyDelete
    Replies
    1. Mbak Dewi Milenial ya mbak? Pinginnya komunikasi sama gadget terus hehehe.

      Delete
  7. ulasan yang lengkap dan bermanfaat Mbak..Terima kasih.
    Memang dibutuhkan sinergi multi generasi sehingga tercipta keluarga yang kompak dan tangguh!

    ReplyDelete
    Replies
    1. Benar Mbak Dian, menghindari salah paham. Khawatirnya malah timbul perselisihan hanya karena kurang bisa memahami lawan bicara yang berbeda generasi. Padahal masih satu keluarga.

      Delete
  8. Perlu tahu ilmu ini spy jgn salah menghadapi anak. Terima kasih ilmunya

    ReplyDelete
  9. Keren mb tulisannya jd ngeh aq masuk generasi apa. Tp menurut ku generasi x termasuk aq yg masih mengalami sesuatu yg tradisional dan modern. Wuihhh jd ingat dulu msh suka kirim2an slm via radio.. Haha... Amazing thx info bermnfaatnya.

    ReplyDelete
    Replies
    1. Hehehe ... seruu ya mbak. Para generasi X merupakan penghubung antara generasi Baby Boomers dengan generasi di bawahnya.

      Delete
  10. Setiap generasi memang memiliki ciri khasnya masing-masing ya, dan cara berkomunikasinya pun berbeda. Harus paham biar bisa berkomunikasi dengan baik

    ReplyDelete
    Replies
    1. Benar Mbak Nurul. Harus paham dulu gaya komunikasinya, Agar tidak salah paham.

      Delete
  11. Terima kasih banyak ilmunya mba. Lengkap sekali penjelasannya. Masih PR buat saya agar bisa berkomunikasi dengan baik dengan anak dan keluarga. Apalagi beda jaman beda cara komunikasinya.

    ReplyDelete
  12. Bener ya, setiap generasi tidak bisa disamakan. Cara berkomunikasi pun berbeda2. Terima kasih untuk sharingnya, mbak ��

    ReplyDelete
  13. Setiap generasi tentunya semua jaman yg berlaku saat itu, treatmenya ya pasti berbeda ya.

    ReplyDelete
    Replies
    1. Betul sekali mbak Srie Ningsih Ali. Agar kita bisa mengarahkan dengan benar, dan menghindari salah paham.

      Delete
  14. Beda generasi emang butuh pola asuh yang beda ya. Jadi harus lebih ngerti kalau bicara ke generasi lain harus beda cara bicaranya juga

    ReplyDelete
  15. Generasi Y alias milenial berpikir simple, praktis, kreatif dan inovatif. YEeeah!

    ReplyDelete
    Replies
    1. Yeahh, manteb nihh Mbak Eta golongan Milenial. Tanggung jawab dunia ada di tangan Milenial sekarang.

      Delete

tambahkan teks diatas kolom komentar

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel