Bukan Jodoh
“Maafkan saya tante, jika saya pernah melakukan kesalahan. Tapi saya mohon ... saya sangat mencintai Lidia. Kami sudah menjalih hubungan sejak semester akhir kuliah. Jadi, hampir tiga tahun ini kami berpacaran. Namun dalam tiga minggu terakhir, saya tidak bisa berkomunikasi dengan Lidia. Rumahnya pun kosong. Mohon kebaikan hati tante, beritahu saya tante, di mana saya bisa bertemu Lidia?” pinta Anggoro penuh harap pada Tante Tia. Adik Mama Lidia.
“Loh, kok nanyanya ke tante? Kalau kalian sudah lama berpacaran, pastinya Lidia menghubungi Anggoro, kan? Dua minggu yang lalu tante masih lihat mobil Mbak Asih, Mama Lidia. Itu pun kami hanya bertegur-sapa di jalan depan rumahnya. Tampaknya Mbak Asih janjian sama orang, dia terlihat buru-buru meninggalkan rumah.”
Saat Tante Tia mencoba menjelaskan keberadaan Lidia serta Mamanya. Tiba-tiba datang sosok pemuda tanpa permisi langsung mendatangi halaman rumah Tante Tia dan memotong pembicaraan mereka.
“Yah, kamu lagi. Berapa kali aku jelaskan. Lidia itu pacar aku. Aku sekantor sama dia dan kami akan segera menikah. Yang berhak mencari keberadaan Lidia itu aku, bukan kamu!” jelas Rizal nama pemuda itu.
“Dan ingat ya, Tante. Lidia dan Mamanya itu masih punya hutang sama saya, puluhan juta loh, Tan. Bukan uang kecil itu. Enak saja mereka main kabur tanpa berita,” kemarahan Rizal seolah tak terbendung lagi.
“Apalagi kamu, bisa apa kamu? Skill rendah, sering keluar-masuk tempat kerja. Mau kamu bawa kemana gaya berpacaran kalian?” teriak Rizal dengan nada tinggi setengah melecehkan hingga nyaris berkelahi dengan Anggoro.
“Jangan gitu, mas ... kami sudah berpacaran lama, kami pun akan segera menikah. Mas jangan salah, begini-begini nih tiap bulan saya selalu ngasih uang Lidia dari hasil ojek online yang saya kerjakan loh, paling kecil satu setengah juta. Nggak usahlah mas ganggu hubungan orang. Ndak baik itu!”
“Sudah! Tante mohon kalian nggak perlu bertengkar di rumah tante. Jika masih mau melanjutkan pertengkaran, tante akan lapor ke Pak RT biar kalian digelandang sekuriti perumahan dan ndak bisa masuk lingkungan perumahan ini lagi. Gimana, masih mau dilanjut bertengkarnya?” suara Tante Tia pun tak kalah keras dengan suara Rizal tadi.
Tiba-tiba dari arah barat rumah Tante Tia, ada mobil Terios Silver berjalan pelan mendekati rumah Lidia. Ternyata Pak Hanafi developer perumahan yang tinggal di kampung sebelah turun diikuti Mama Lidia juga Lidia.
“Mbak Asih, sebentar jangan masuk rumah dulu!” cegah Tante Tia
“Ini loh mbak, ada Anggoro dan Rizal sudah seminggu ini cari-cari Lidia.”
Tak ingin kehilangan kesempatan, Anggoro pun langsung mendekati Lidia. “Sayang, kamu kemana saja? Aku resah cari-cari kamu, Say? Kenapa tiga minggu ini kamu ndak ngasih kabar?”
Sambil menarik tangan Lidia, Rizal pun tak kalah agresif, “Yang ... jangan kabur dari Aku loh, yaa! Ingat ndak sedikit uang aku ada di kamu juga Mamamu! Beberapa minggu ini kamu ada di mana? Kenapa susah dihubungi? Rumah juga kosong?”
“Apa sih, kalian ini. Bukannya sudah aku jelasin ke kamu Mas Anggoro, hubungan kita ndak bisa berlanjut. Mamaku akan menjodohkan aku. Kamu juga Zal, berapa hutang kami? Biar suamiku yang membayarnya, ingat yaa kita sudah ndak ada hubungan lagi!”
“Maaf saya Hanafi suami Lidia, jika ada perlu, bisa masuk ke dalam rumah saja, ya!”
------- End -------
Flash Fiction ini dimuat pada buku Antologi "Jejak Cinta Separuh Jiwa" dalam Project Antologi Komunitas Emak Belajar Nulis (EBN)
Judul asli: Bukan Jodohku
Risensi, menyusul ya Sobat. ^_^
Risensi, menyusul ya Sobat. ^_^
Wow... Lidian?? Kapan kamu menikah??
ReplyDeleteHehe, di antara jeda waktu 3 minggu menghilang itu mbak.
DeleteWah kasian Anggoro sama Rizal ckckck
ReplyDeleteHe-eh, iya kasihan mbak.
DeleteDikibulin Lidia, Hihi ��
wih perebutan yang sangat heboh, inikah yang dimaksud cinta segiempat hehe. bagus bun ceritanya, keep writing!
ReplyDeleteHihihi ... benar Mb Steffi. Cinta segi empat yang menang yang nomer 4. Hhh
DeleteKeren mbak bikin flash fiction gini.. aku pengen nyoba bikin juga tapi belum bisa kudu banyak belajar lagi. Lanjutin lagi mbak ceritanya hehe
ReplyDeleteMakasih Mb Mega untuk apresiasinya. ��
DeleteSaya sampai baca bolak-balik. Plot twistnya kapan?
ReplyDeleteLidia dijodohkan mamanya dengan Pak Hanafi Bunda Hani.
DeleteDeveloper perumahan kampung sebelah. Sepertinya banyak hutang itu Maminya Si Lidia, hihi
Mangkanya nikah dengan Pak Hanafinya mendadak, sepertinya banyak deb colektor ke rumahnya, hehe.
Jadi jodoh Lidia itu, bukan jodoh Rizal juga bukan Anggoro. Tapi Pak Hanafi. ��
#Just fiksi loh ya. ��
Mulai kalimat ini ya Bunda Hani ...
DeleteTiba-tiba dari arah barat rumah Tante Tia, ada mobil Terios Silver berjalan pelan mendekati rumah Lidia. Ternyata Pak Hanafi developer perumahan yang tinggal di kampung sebelah turun diikuti Mama Lidia juga Lidia.
Wah...penasaran sama ceritanya..
ReplyDeleteHehe cerita lainnya dalam satu buku juga asyik2 loh mbak. ��
DeleteOo, Lidia punya pacar 2? Dan menikah dengan orang lain? Sepertinya mamanya Lidia materialistis? Penasaran endingnya seperti apa?
ReplyDeleteEndingnya tetap sama Pak Hanafi, developer kampung sebelah mb. Kalau diterusin nggak jadi flash fiction nanti. ��
DeleteWuih Lidia keren euy hihi
ReplyDeleteHehe, iya mbak. Banyak yang ngerebutin. ��
Deletewah mantab bisa membuat cerita fiksi sebagus ini. kalau saya sudah nyerah duluan deh. susah mengkhayalnya��tapi patut mencoba
ReplyDeleteYuuk mbak, dicoba dulu. Pasti seru.
DeleteWah keren buat cerita flash fiction, dua duanya ga dapet lidia nih, hihihi... Kasian deh anggoro dan rizal.
ReplyDeleteHehe. Makasih Mb Dewi Adikara.
DeleteAhai, ending tak terduga. Anda belum Beruntung hai Anggoro dan Rizal.
ReplyDeleteTernyata Lidia menghilang Karena udah nikah ama yang punya perumahan, hehe.
Berapa kata nih flash fictionnya, Mbak? Kurang dari 700 kata, kan?
Iya Mb Tatiek, 620 kata kalo enggak salah. Sudah diinfo juga sama Mbak PJ-nya juga.
DeleteKeren si Lidia bisa pacaran dengan dua cowok terus nikah sama developer. Hadeeeh... Itu developer blm punya istri kan? Hehehe #netizenjulid
ReplyDeleteNggak tahu Mb Eni. ��
DeleteNtar kalo dijelasin dicerita ini, enggak jadi flash fiction lagi, hihi.����
Duh, kasihan cape-cape jagain jodoh orang. Hehe
ReplyDeleteKarena keadaan ya Lidia nikah sama Depelover.
Iya, Mb Erin benar. Lidia korban eksploitasi mamanya saja benernya.
DeleteSaya baca flash fictionnya kok kayak nonton acara TERCYDUQ gtu mbak bsa banget pas pada ke rumah =+Lidia terus gontok gontokan di depan rumah
ReplyDeleteWaduh acara apa itu, ya mbak? Saya kudet kalo masalah tv kabel atau lainnya.
DeleteKalo kita buka mata dan babyak betgaul dengan berbagai lapisan masyarakat.
Lidia2 di lingkungan kita juga banyak, loh.
Ini cerita segi empat gt ya :D Ayo lanjuttt, Lidia oh Lidia, itulah jodoh.
ReplyDeleteHehe iya Mama Lui.
DeleteBenar mbak, jodoh yang tak disangka. ��
Hmm... lidia cukup "realistis" memutuskan, hahaha... Ijab sudah terucap, lanjuuut Lidia... lanjuuut... hehe...
ReplyDeleteHehe, lanjutt Lidia ... #ehh
DeleteWawww...Lidya laky amittt...sono sini ngegered...eh jd nya sm yang lain. Wkkkwkk...gmn nih akhurnya ending ceritanya mb? Pinisirin , hihi
ReplyDeleteKata Lidia yang suka, Anggoro dan Rizal koq mb.
DeleteDia kan hanya mengapresiasi saja, plus minta sesuatu juga. Hihi
Yah...belum jodohnya. Insya Allah ada jodoh terbaik untuk mereka masing2.😊😊
ReplyDeleteJodoh memang rahasia Allah. Ceritanya keren ya. Cinta yg berbelit.
ReplyDeleteCeritanya bagus mbak. Bikin gereget. Wkwkwk
ReplyDeleteDuh kasian ini mas Anggoro sama mas rizaldikibulin sama Lidia
ReplyDeleteLidia kok kesanny cew matre tukang morotin cow2
ReplyDeleteTp suka bgt sih sm cerita yg cow2ny teraniaya wkk
Lidia manteb euy,,
ReplyDeleteBagus ceritanya mb,, lanjutkan :) semangat,,,,
kasian cowo2nyaa :D. si cewe pinter tapi tega hahahaha .
ReplyDeleteLidia..
ReplyDeleteSungguh ending yang gak ketebak dan sukses bikin saya merasa gagal menebak, hahaha
Bagus nih ceritanya mba, suka banget cerita dengan ending gak jelas tapi bikin keki hahaha